4 Risiko Bisnis Online dan Solusinya
Berita Umum | 25 Nopember 2020 00:00 wib Pada saat ini bisnis online menjadi pilihan banyak orang untuk membangun usaha sendiri di era digital seperti sekarang. Mulai dari membuka online shop melalui Instagram, mendirikan website e-commerce, sampai memasang iklan di blog. Meski terdengar praktis karena segala sesuatunya dilakukan melalui ranah online, bisnis online juga memiliki resiko yang sama seperti bisnis pada umumnya.Akan tetapi, resiko ini bisa kamu antisipasi dari sekarang sehingga kamu tahu langkah apa yang harus diambil. Dengan begitu, bisnis online dapat berjalan lancar dan kamu bisa mendapatkan keuntungan yang maksimal.
1. Terjadinya hit and run
Salah satu kasus yang paling sering terjadi dalam bisnis online adalah hit and run. Pada kasus ini, seorang pelanggan biasanya terkesan bersemangat menanyakan produk tertentu kepada kamu melalui chat. Ia bahkan juga meminta kamu untuk menjumlahkan total belanjaan dan meminta dikirimkan nomor rekening untuk transfer. Namun, setelah kamu melakukan seluruh permintaan tersebut, pelanggan justru mendadak hilang atau kabur begitu saja dan tidak menjawab pesan kamu.
Agar tidak terjadinya hit and run, kamu perlu membuat aturan yang jelas, tegas, dan pastikan aturan tersebut tidak bermakna ganda. Sering-seringlah posting mengenai cara order, sistem pembayaran, pengiriman, hingga konsekuensi melakukan hit and run. Jika ada pelanggan yang melakukannya, kamu berhak untuk mem-blacklist.
2. Persaingan yang sangat ketat
Pada saat ini, jumlah bisnis online semakin merajalela. Di satu sisi, tentu hal ini menjadi suatu risiko bisnis yang serius. Akan tetapi, di sisi lain, persaingan yang ketat dapat memacu kamu untuk terus memberikan produk dan layanan yang terbaik untuk pelanggan. Jika tidak, bisnis online kamu tidak akan bias gagal.
Dengan mengetahui risiko bisnis online, kamu bisa mengatasi hal tersebut dengan cara menargetkan konsumen yang lebih spesifik. Lakukan riset konsumen untuk mengetahui points dan kebutuhan target konsumen kamu, lalu rancang solusi yang tepat. Tentunya hal ini membutuhkan proses yang tidak sebentar. Tapi jika kamu juga mengimbanginya dengan strategi pemasaran yang menarik, lama kelamaan bisnis online kamu pasti akan semakin dikenal sehingga dapat bertahan di tengah persaingan.
3. Permintaan pasar yang berubah-ubah
Tingginya permintaan pasar sebetulnya suatu hal yang baik. Akan tetapi, jika tidak dikelola secara baik, hal tersebut bisa menjadi risiko bisnis online. Apalagi jika permintaan pasar cenderung berubah-ubah sedangkan barang yang kamu jual tidak selalu ready. Kasus yang ini cukup sering terjadi ketika ada tren baru muncul, pelanggan kemungkinan besar akan memilih untuk membeli produk ke bisnis online yang sudah punya stok.
Jadinya, kamu bisa kehilangan pelanggan potensial. Kunci manajemen risiko bisnis satu ini adalah menyediakan stok dalam jumlah tepat. Tujuannya agar bisa terus memenuhi permintaan pasar. Namun, bagi kamu yang pemula atau baru saja terjun ke bisnis online, sebaiknya pilihlah produk yang trennya berjalan agak lama atau produk yang selalu dicari pelanggan agar kamu tidak kewalahan dalam memenuhi permintaan pasar.
4. Ekspektasi yang kurang realistis
Bisnis online dapat memberikan keuntungan yang
cukup menjanjikan. Pastinya banyak faktor yang memengaruhi hal tersebut dan
dibutuhkan proses yang tidak instan untuk mencapainya. Tepi saat ini, masih
banyak yang menganggap sebaliknya. Jadinya, para pelaku bisnis online lebih cenderung punya ekspektasi
yang kurang realistis. Hal seperti ini sering terjadi pada startup. Mereka ingin bisa segera masuk
ke pasar secepat mungkin, membuktikan diri, dan mendapat keuntungan.
Untuk risiko bisnis online semacam ini, tidak ada cara selain mengevaluasi target bisnis yang sudah dibuat. Sesuaikan kembali dengan resource dan kemampuan kamu, lalu tetapkan target waktu yang realistis. Jangan sampai kamu terlalu memaksakan diri sehingga bisnis kamu jadi tidak terkelola dengan baik.